Friday, April 30, 2010

[Review] Kelebihan dan Kelemahan BlackBerry

Review ini dibuat untuk dd ku yg cerigis pas mo beli Hp, hahaha...
tentu saja, ak memaparkan yang bagus2 buat blackberry, kalo ada komen meninggikan gadget laen, silahkan, kan penilaian orang beda2 wkekeke... hanya saja ak ingin memberikan yg terbaik buat adiku tentu saja , oke mari kita mulai

Kelebihan BlackBerry dari henpon laennya :
1. segi feature
A. Fungsi AutoText, Nah ini yang biasa kadang kita liad di status2 jejaring sosial semacam FB atau Twiter, ada lambang2 aneh yang tak bisa di deteksi oleh komputer, ini bisa juga kita sebut Ekspresi Blackberry, tentu saja kemampuan ini hanya di miliki oleh BlackBerry, tidak dari handset laen..
B. Fungsi Search, Nah ini sangat powerfull untuk menemukan apapun dari nama, subject bahkan content, sehingga membantu kita menemukan hal yang kita cari. begitu juga Search pada kotak emailnya, sep banget...
C. Fungsi Profile, Profile BlackBerry sangat sangat flexible, bahkan sangking flexible nya, sampe malas menyeting nya, seting untuk email, mms, sms, bbm, ym, fb, twiter, email kedua, ketiga, semua bisa di set masing2... eh ingat, dengan aplikasi BerryBuzz semacamnya, LED bisa pilih sesuka hati, misal email yahoo = biru, email gmail = cian, sms = ungu, FB = pink, BBM = ijo, YM = orang, miscal = kuning, charging full = putih, bahkan bisa disco LED nya, cm bisa di BlackBerry ini, wehhehehe
D. Speed Dial, Speed Contact, Speed Anything, dapat dengan mudah mencari nama orang, nomer orang, sistem pencarian sangat cerdas, untuk hal ini, handset berbasis symbian memang kalah jauh.. mungkin speed+ milik BlackBerry ini, hanya jadi tandingannya PDA khususnya Windows Mobile
E. Push Mail, sudah no komen kalo ini, mau gadget laen nerbitin ini itu, itu ini, ina ini itu, pokoknya yakin kalo Push Mail nya BB pasti nomer 1, Email tiba2 datang dan pergi secepat sms, kalo sudah pake BlackBerry, mungkin sesamanya bisa BBM an, atau email2an, kirim video, gambar, suara, dokument dengan real time, alias sangat cepat, ga perlu seting MMS HSDPA 3G, dll cukup EDGE aja sudah cepat

ya untuk sementara itu dulu ya, kalo di bahas bisa ngabisin waktu ntar, hahahha... kapan bisa sambung lagi, kalo bingung bisa japri, yang pasti kalo sudah pake BlackBerry, rasanya sulit pindah kelain hati, Salam Hangat...

Oh iya, yg mau nyobain BerryBuzz 2.1.3.5 bisa Download di sini, keren abis pokoknya... tapi itu cuma buat O.S 5 keatas ya, nti kl ada yg mau O.S 4.6 diatas, kucarikan...
Read More..

Cowboy in Paradise... [Gigolo Bali]

sudah pada liad film nya? hehehe, kabarnya sudah di cabut dimana... tapi ini saya ada cuplikan dari berita video nya, mungkin bisa di lihat bagi yang penasaran... film ini konon dapat merusak citra Bali, khususnya para anak laut nya O_o dan menurut berita, katanya pembuat sutradara film ini bisa di hukum mati, mengerikan... hahhaa...
saya dapat wawancara sutradara dan pemainnya dari Tempo, seperti ini
TEMPO Interaktif, Jakarta - Film Cowboys in Paradise memicu kontroversi di Indonesia, terutama di Bali. Film dokumenter berdurasi 2 menit 33 detik tersebut bercerita mengenai pria-pria Bali penghibur wanita asing. Berikut wawancara sang sutradara Amit Virmani seperti diwartakan Twitchfilm.net.

Kontroversi film tersebut ternyata sudah terjadi sejak Maret. Setidaknya itu terungkap dari wawancara penulis Twitchfilm, Stefan, dengan Amit Virmani yang diwartakan Twitchfilm pada 16 Maret 2010.

Berikut ini wawancara Twitchfilm dengan Amit:

Twitch (T): Hai Amit. Saya dengar Anda bukan asli dari Singapura? Bisa cerita bagaimana Anda bisa sampai ke Singapura dan apa yang membuat Anda menjadikan Singapura sebagai basis tempat pembuatan film-film Anda?

Amit Virmani (AV): Saya besar di India, Indonesia, dan Hong Kong. Jadi rumah bagi saya adalah konsep yang tidak terikat di sekitar Asia Timur. Setelah kuliah di universitas di Amerika Serikat, saya memutuskan memulai karier saya di Singapura karena wilayah ini sangat berkaitan, baik secara budaya baik dalam hal bisnis, dengan seluruh Asia. Lucunya, sebenarnya dua tahun awal masa itu, saya hanya coba-coba. Anda seharusnya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain ketika usia Anda 20 tahunan. Saya sudah berada di sini 14 tahun, masa terlama saya di satu negara.



T: Apa yang memutuskan Anda untuk menjadikan film sebagai karier? Dan apa yang membuat Anda memutuskan untuk membuat film dokumenter sebagai film feature pertama Anda?

AV: Dua kata: Austin, Texas. Itu merupakan kota film yang hebat dan saya belajar hanya 30 mil di sebelah utara kota tersebut. Saat itu, banyak pembuat film yang melakukan terobosan dari komunitas di sana. Di antaranya,: Robert Rodriguez, Wes Anderson, Richard Linklater. Memang saya adalah mahasiswa Asia yang belajar bisnis, tetapi lingkungan sekitar mempengaruhi saya. Teman-teman saya sangat senang dengan kamar asrama di UT Austin, tempat Michael Dell menjual komputer pertamanya. Tetapi saya tidak. Saya justru terpikat dengan fasilitas di mana Rodriguez membuat sebuah laboratorium farmatologi untuk mengumpulkan dana guna membiayai film El Mariachi. Atau berjalan di jalan-jalan yang dipakai untuk pengambilan gambar Slacker. Saya mencintai film. Tiba-tiba muncul ide gila bahwa saya bisa membuat film.

Mengenai dokumenter, Anda tidak bisa memiliki ide yang mendatangi Anda. Terkadang waktu juga menjadi sangat penting. Ketika saya mulai meneliti untuk Cowboys, saya ada di titik di mana saya menegaskan bahwa saya harus membuat film, apapun itu. Saya sudah terlalu lama hanya bermimpi untuk membuat film. Jadi, saya tidak peduli film perdana saya adalah dokumenter. Yang pasti saya tidak mau menunggu lagi untuk waktu yang tepat.


T: Kita sempat berbicara sebentar saat penayangan khusus film tersebut. Dan Anda menemukan anekdot menarik mengenai seorang bocah yang mencerahkan Anda mengenai Cowboys dan aktivitas mereka. Bisa Anda jelaskan?

AV: Sebenarnya, saya sebelumnya tidak tahu mengenai Cowboys dan fenomena serupa. Menurut saya, itu merupakan sebuah fakta yang menyenangkan. Para wanita berplesir untuk seks? Sementara pria memanfaatkan itu untuk mendapat uang? Semua orang senang. Tetapi saat itu saya tidak berpikir untuk membuat film mengenai itu.

Kemudian saya bertemu anak-anak di Bali, semua berusia sekitar 12 tahun dan mereka ingin menjadi pelayan seks untuk wanita Jepang. Nah saya menemukan cerita. Anda tidak akan pernah mendapatkan pengakuan serupa dari seorang gadis dengan begitu bersemangat mengenai karier itu di usia itu. Tidak di Bali, maupun Baltimore. Jadi saya bertanya apakah Cowboys yang membuat mereka bangga untuk mempertahankan martabat mereka? Apa yang membuat mereka menjadi semacam panutan bagi anak-anak ini? Itu bukan hanya kemunafikan chauvinistik, banyak hal di dalamnya. Saya rasa itu semua datang dari apa yang mereka lakukan. Anda harus menghargai kepercayaan diri mereka, daya tarik mereka.

Mereka juga mengaburkan batasan yang mungkin membuat para wanita merasa malu berada bersama mereka. Mereka melakukannya tanpa elemen transaksi yang dingin. Banyak orang menilai tidak ada perbedaan antara Cowboys dan gigolo. Tetapi saya melihat perbedaannya. Perbedaannya sangat jelas. Cowboys merupakan wajah yang paling bisa dilihat dari perdagangan seks laki-laki di Bali. Tetapi mereka buka pekerja seks.

Dan tentunya, apa yang dilakukan anak-anak muda tersebut adalah mempertanyakan ide tentang surga itu sendiri. Surga untuk siapa? Dan sampai kapan?

Jadi, semuanya masuk wilayah abu-abu. Seluruh pertanyaan tidak memiliki jawaban yang jelas. Sebagai pembuat film, ide itu sudah cukup bagi saya (untuk membuat film).

gmn? salah atau ga salah? hehehe, ya kita ga tau, cmn kayaknya banyak salahnya ya, hahaha
untuk yg penasaran videonya bisa download di sini, tapi cuman cuplikan sih : http://tiny.cc/vty6k
Read More..